Selasa, 13 Mei 2014

pengalaman melihat karawitan jawa di ISI Surakarta



NAMA              : ADNA SITA umara
NIM                  : A510120120
KELAS             : IV C

Tugas Pengamatan Seni Karawitan di Institut Seni Indonesia ( ISI ) Surakarta

A.    Sekilas tentang Institut Seni Indonesia (ISI ) Surakarta
Institut Seni Indonesia (ISI)  atau lebih dikenal dengan sebutan ISI Surakarta merupakan perguruan tinggi negeri yang mengkhususkan diri pada pendidikan seni. ISI Surakarta berdiri pada tanggal 15 Juli 1964 atas inisisatif seniman muda surakarta yang mengajukan usul kepada pemerintah untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan seni. Perguruan tinggi tersebut di bawah nauangan Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan. Jurusan yang terdapat di perguruan tinggi tersebut antara lain seni karawitan, seni tari, seni pedalangan,  seni rupa, kriya seni, penciptaan dan pengkajian seni, etnomusikologi, film dan televisi, design interior.
B.     Istilah karawitan.
Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memilikia fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan jawa merupakan salah satu seni budaya yang siwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni.
mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing.

C.     Pagelaran
Pada tanggal 10 April 2014 ISI Surakarta menampilkan seni karawitan yang bertemakan tradisional. Beberapa kelompok mahasiswa seni karawitan menyajikan beberapa laras dalam sajian sekar macapat seperti laras slendro  pathet sanga,  slendro pathet nem, pelog pathet nem, pelog pathet barang, dan lain sebagainya. Sajian  yang dibawakan seperti srimpi gambir sawit, pakeliran jejer 1 karawitan, bedaya pangkur, bedhayan kaduk manis, bedhayan sangupati, pakeliran jejer 1, klenengan, dan lain sebagainya.
Acara dimulai pukul 07.30 WIB dengan pembawa acara begitu bagus membawakan susunan acara, sehingga penonton tenang dan mengikuti jalannya acara dengan lancar. Di mulai dari penampilan pertama yaitu dibawakan oleh beberapa kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Pada kelompok 1 sebagai vokal yaitu Suwuh Brastha Wiyono dia membawakan sajian srimpi gambir sawit, kelompok 2 memainkan alat musik rebab yaitu Mariatu dengan sajian pakelir jejer 1 karawitan, dan kelompok 3 diwakili oleh Liliana sebagai vokal dengan sajian bedaya pangkur.
Penampilan selanjutnya yaitu penampilan kedua penyajian masih dibawakan oleh beberapa mahasiswa ISI. Pada kelompok 1 ada Dewi Mayang Arum yang membawakan sajian bedhayan kaduk manis ( pelog pathet nem ) dan Tri Bayu Deni membawakan sajian pakelir jejer 1 ( slendro pathet nem ), kelompok 2 dibawakan oleh Puji Lestari sebagai sinden, Liliawati sebagai pemain rebab, Adya Satriya H Warih sebagai pemain kendhang, dan Danang Ari sebagai pemain gender dengan sajian klenengan.
Pada malam itu acaranya begitu tenang, dalam sajian-sajian yang bagus laras slendro dan pelog  yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain.
Gamelan jawa yang digunakan pada saat itu antara lain, rebab, siter, kendhang, gender, demung, saron, kempul, gong, bonang,slenthem, ketuk, kenong, suling. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan.
Dan pada pagelaran selanjutnya yaitu penampilan karawitan yang diadakan pada tanggal 25 April 2014 menampilkan seni karawitan yang bertemakan modern namun masih melekat unsur tradisionalnya alat-alat musik yang digunakan tidak hanya gamelan namun alat-alat musik non gamelan contohnya alat-alat yang ada di dapur, benda yang ada di sekitar kita seperti meja kursi langkah kaki dan lain sebagainya serta menggunakan gerak tari,dan drama musikal.
Penampilan pertama yang di bawakan oleh Arma dan kawan-kawan menampilkan karya yang berjudul ‘Kluthekan’penampilan pertama ini sangat memukau penonton dengan membawakan alat-alat non gamelan seperti penjual makanan dengan suara penggorengan, dan seorang penjual air minum dengan suara air mendidih dan suara gemuruh dari orang-orang di sekitar, suara-suara disekitar yang tidak disadari itu dapat dijadikan instrumen musik yang bagus. penampilan ini mengibaratkan kehidupan sehari-hari kluthekan atau dalam bahasa indonesia adalah membunyikan sesuatu yang sebenarnya tidak mempunyai instrumen musik.
Sajian selanjutnya dibawakan oleh Jasno dan kawan-kawan yang berjudul ‘Trenyuh’. Trenyuh mengibaratkan perasaan yang sedang dilanda kesedihan/iba dikala mendengar /melihat sesuatu yang membuatnya merasa sedih. Penampilan ini menceritakan sebuah penyatuan keluarga namun bukan penyatuan yang di dapatkan melainkan  sebuah kebencian. Instrumen musik yang digunakan bonang, gender, harmonika, gitar cilik, rebab, dan lain-lain.
Penyajian yang ketiga ini berjudul ‘Randa’ yang dibawakan oleh Kukuh dan teman-teman. Penampilan ini menceritakan tentang seseorang yang berperan ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga dia melewati jalan setapak demi setapak untuk mengarungi hidupnya yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan untuk berjuang demi kebutuhan hidupnya. Instrumen yang dipakai gender, bonang, kendhang, gambang, kecapi, suling, dan lain sebagainya.
Setelah penampilan yang sangat bagus dari Kukuh dan teman-teman. Selanjutnya menampilkan karya yang berjudul ‘Ngedhablu’ dari Suryo Winarko. Ngedhablu yang di maksudkan adalah berbicara yang tidak ada buktinya. Bertepatan dengan bulan pemilu maka Suryo Winarko menampilkan karya ini, karena calon legislatif yang di amanatkan untuk rakyat hanya mengumbar janji di saat kampanye pemilu tetapi pada kenyataannya tidak seprti yang di bicarakan saat kampanye. Instrumen yang  dibawakan bonang, kempul, kethuk, kempyang, gampang, gender,suling, slenthem.
Selanjutnya penampilang yang ke lima dari Toni Prabowo berjudul ‘Kasmaran’. Kasmaran ini menceritakan sebuah perasaan seseorang yang pernah mengalaminya yaitu sebuah penggambaran perasaan senang, sedih, rindu akan seseorang yang dipikirkannya. Pertunjukan ini menampilkan sebuah perasaan yang cukup dramatis karena instrumen yang dibawakan seperti kempul, biola, bonang, suling, gong, ketipung, drum dibawakan sesuai dengan perasaan yang sedang terjadi hingga menggetarkan jiwa.
Penampilan yang ke enam dibawakan oleh Udin Tri Cahyo dengan judul ‘Lewat Belakang’. Penampilan ini menceritakan ketika yang kuat menjadi penguasa,  ketika pemimpin menjadi penjajah dan yang lemah menjadi korban atas perlakuan pemimpin, sifat ingin berkuasa dan serakah muncul hingga tidak memperdulikan hak yang harusnya sama antara yang kuat dan lemah. Instrumen yang dibawakan seperti saron penerus, kempul, gong, kendang, kethuk kempyang, slentem, dan siter. Penampilan dari Udin dan teman-teman ini sekaligus menjadi penampilan terakhir pada malam itu, penampilan terakhir di tutup dengan maksimal dan mengesankan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar