NAMA : ADNA SITA umara
NIM : A510120120
KELAS : IV C
Tugas Pengamatan Seni Karawitan di
Institut Seni Indonesia ( ISI ) Surakarta
A.
Sekilas tentang Institut Seni Indonesia (ISI )
Surakarta
Institut Seni
Indonesia (ISI) atau lebih dikenal dengan sebutan
ISI Surakarta merupakan perguruan
tinggi negeri yang
mengkhususkan diri pada pendidikan seni. ISI Surakarta berdiri pada tanggal
15 Juli 1964 atas inisisatif seniman muda surakarta yang mengajukan usul kepada
pemerintah untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan seni. Perguruan tinggi
tersebut di bawah nauangan Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan
Dasar dan Kebudayaan. Jurusan yang terdapat di perguruan tinggi tersebut antara
lain seni karawitan, seni tari, seni pedalangan, seni rupa, kriya seni, penciptaan dan
pengkajian seni, etnomusikologi, film dan televisi, design interior.
B.
Istilah karawitan.
Karawitan
berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit
juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa karawitan
khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang
bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang
garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memilikia
fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan
campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis
bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan jawa merupakan salah
satu seni budaya yang siwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih
banyak digemari serta ditekuni.
mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan
nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Keagungan gamelan sudah jelas ada.
Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat
mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun
suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk
mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia
karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan.
Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing.
C.
Pagelaran
Pada
tanggal 10 April 2014 ISI Surakarta menampilkan seni karawitan yang bertemakan
tradisional. Beberapa kelompok mahasiswa seni karawitan menyajikan beberapa
laras dalam sajian sekar macapat seperti laras slendro pathet sanga,
slendro pathet nem, pelog pathet nem, pelog pathet barang, dan lain
sebagainya. Sajian yang dibawakan
seperti srimpi gambir sawit, pakeliran jejer 1 karawitan, bedaya pangkur,
bedhayan kaduk manis, bedhayan sangupati, pakeliran jejer 1, klenengan, dan
lain sebagainya.
Acara
dimulai pukul 07.30 WIB dengan pembawa acara begitu bagus membawakan susunan
acara, sehingga penonton tenang dan mengikuti jalannya acara dengan lancar. Di
mulai dari penampilan pertama yaitu dibawakan oleh beberapa kelompok yaitu
kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Pada kelompok 1 sebagai vokal yaitu
Suwuh Brastha Wiyono dia membawakan sajian srimpi gambir sawit, kelompok 2 memainkan
alat musik rebab yaitu Mariatu dengan sajian pakelir jejer 1 karawitan, dan
kelompok 3 diwakili oleh Liliana sebagai vokal dengan sajian bedaya pangkur.
Penampilan
selanjutnya yaitu penampilan kedua penyajian masih dibawakan oleh beberapa
mahasiswa ISI. Pada kelompok 1 ada Dewi Mayang Arum yang membawakan sajian
bedhayan kaduk manis ( pelog pathet nem ) dan Tri Bayu Deni membawakan sajian
pakelir jejer 1 ( slendro pathet nem ), kelompok 2 dibawakan oleh Puji Lestari
sebagai sinden, Liliawati sebagai pemain rebab, Adya Satriya H Warih sebagai
pemain kendhang, dan Danang Ari sebagai pemain gender dengan sajian klenengan.
Pada
malam itu acaranya begitu tenang, dalam sajian-sajian yang
bagus laras slendro dan pelog yang
garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme,
memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia,
vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain.
Gamelan jawa yang digunakan pada saat itu antara lain, rebab, siter,
kendhang, gender, demung, saron, kempul, gong, bonang,slenthem, ketuk, kenong,
suling. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang
yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh,
tegur sapa halus, tingkah laku sopan.
Dan pada pagelaran selanjutnya yaitu penampilan karawitan yang diadakan
pada tanggal 25 April 2014 menampilkan seni karawitan yang bertemakan modern
namun masih melekat unsur tradisionalnya alat-alat musik yang digunakan tidak
hanya gamelan namun alat-alat musik non gamelan contohnya alat-alat yang ada di
dapur, benda yang ada di sekitar kita seperti meja kursi langkah kaki dan lain
sebagainya serta menggunakan gerak tari,dan drama musikal.
Penampilan pertama yang di bawakan oleh Arma dan kawan-kawan menampilkan karya
yang berjudul ‘Kluthekan’penampilan pertama ini sangat memukau penonton dengan
membawakan alat-alat non gamelan seperti penjual makanan dengan suara
penggorengan, dan seorang penjual air minum dengan suara air mendidih dan suara
gemuruh dari orang-orang di sekitar, suara-suara disekitar yang tidak disadari
itu dapat dijadikan instrumen musik yang bagus. penampilan ini mengibaratkan
kehidupan sehari-hari kluthekan atau dalam bahasa indonesia adalah membunyikan
sesuatu yang sebenarnya tidak mempunyai instrumen musik.
Sajian selanjutnya dibawakan oleh Jasno dan kawan-kawan yang berjudul ‘Trenyuh’.
Trenyuh mengibaratkan perasaan yang sedang dilanda kesedihan/iba dikala
mendengar /melihat sesuatu yang membuatnya merasa sedih. Penampilan ini
menceritakan sebuah penyatuan keluarga namun bukan penyatuan yang di dapatkan
melainkan sebuah kebencian. Instrumen
musik yang digunakan bonang, gender, harmonika, gitar cilik, rebab, dan
lain-lain.
Penyajian yang ketiga ini berjudul ‘Randa’ yang dibawakan oleh Kukuh dan
teman-teman. Penampilan ini menceritakan tentang seseorang yang berperan ganda
yaitu sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga dia melewati jalan setapak
demi setapak untuk mengarungi hidupnya yang penuh dengan kesulitan dan
penderitaan untuk berjuang demi kebutuhan hidupnya. Instrumen yang dipakai
gender, bonang, kendhang, gambang, kecapi, suling, dan lain sebagainya.
Setelah penampilan yang sangat bagus dari Kukuh dan teman-teman.
Selanjutnya menampilkan karya yang berjudul ‘Ngedhablu’ dari Suryo Winarko. Ngedhablu
yang di maksudkan adalah berbicara yang tidak ada buktinya. Bertepatan dengan
bulan pemilu maka Suryo Winarko menampilkan karya ini, karena calon legislatif
yang di amanatkan untuk rakyat hanya mengumbar janji di saat kampanye pemilu
tetapi pada kenyataannya tidak seprti yang di bicarakan saat kampanye.
Instrumen yang dibawakan bonang, kempul,
kethuk, kempyang, gampang, gender,suling, slenthem.
Selanjutnya penampilang yang ke lima dari Toni Prabowo berjudul ‘Kasmaran’.
Kasmaran ini menceritakan sebuah perasaan seseorang yang pernah mengalaminya
yaitu sebuah penggambaran perasaan senang, sedih, rindu akan seseorang yang
dipikirkannya. Pertunjukan ini menampilkan sebuah perasaan yang cukup dramatis
karena instrumen yang dibawakan seperti kempul, biola, bonang, suling, gong,
ketipung, drum dibawakan sesuai dengan perasaan yang sedang terjadi hingga
menggetarkan jiwa.
Penampilan yang ke enam dibawakan oleh Udin Tri Cahyo dengan judul ‘Lewat
Belakang’. Penampilan ini menceritakan ketika yang kuat menjadi penguasa, ketika pemimpin menjadi penjajah dan yang
lemah menjadi korban atas perlakuan pemimpin, sifat ingin berkuasa dan serakah
muncul hingga tidak memperdulikan hak yang harusnya sama antara yang kuat dan
lemah. Instrumen yang dibawakan seperti saron penerus, kempul, gong, kendang,
kethuk kempyang, slentem, dan siter. Penampilan dari Udin dan teman-teman ini
sekaligus menjadi penampilan terakhir pada malam itu, penampilan terakhir di
tutup dengan maksimal dan mengesankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar