A. Sekilas
Perjalan
Pada tahun 2012 saya memasuki jenjang
lebih tinggi yaitu bangku perkuliahan. Saya pikir menjadi mahasiswa itu enak,
dengan bebas tidak ada aturan seperti di bangku sekolah. Tetapi tidak dengan
apa yang saya pikirkan banyak universitas yang memberikan peraturan-peraturan
seperti di SMA. Contohnya di universitas muhammadiyah surakarta di universitas ini
di wajibkan berkerudung bagi wanita dan bagi laki-laki tidak menggunakan celana
ketat lalu memakai sepatu saat perkuliahan berlangsung dan berbagai peraturan
lainya yang harus dipatuhi mahasiswa UMS.
Sebenarnya saya tidak bercita-cita
masuk UMS karena dorongan orangtua dan mutu yang dibangun UMS sangatlah bagus
yaitu dengan semboyan “WACANA KEILMUAN DAN KEISLAMAN” untuk itu sebagai
mahasiswa UMS di didik untuk meningkatkan pembelajaran yang berbasis keislaman.
Saya mahasiswa angkatan 2012 program
studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengambil jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Hampir dua tahun saya kuliah di UMS banyak sekali
ilmu yang saya dapatkan selama pembelajaran di UMS. Contohnya pembelajaran Seni
Karawitan, sebelumnya saya tidak mengenal dan mendapatkan pembelajaran tersebut.
Walaupun saya orang jawa asli tetapi saya tidak begitu mengenal kesenian jawa
yang satu ini.
B. Karawitan Pelajaran
yang mengasyikkan
Pada waktu semester 4 saya
mendapatkan pelajaran seni karawitan. Mendengar bunyi gamelan jawa yang sangat
halus dan membuat pendengar yang tidak tahu karakteristik kesenian gamelan
pasti akan jenuh dan bosan. Kesenian jawa keberadaanya ini sudah hampir punah
banyak anak muda jaman sekarang lebih senang mendengarkan dan belajar kesenian
dari luar negeri dari pada didalam negerinya sendiri. Didalam pembelajaran seni
karawitan saya ingin mengembangkan kebudayaan jawa yang sudah ratusan tahun ini
berada di Indonesia terutama di jawa.
Pertama saya mendengar kata karawitan
saya sudah membayangkan kalau pembelajaran itu tidak penting dan membosankan
tetapi setelah lambat laun saya mengikuti pembelajaran tersebut saya merasa
tertarik dan menyukai pelajaran tersebut, apalagi dosen yang selalu menebarkan
senyum dimana-mana ini sagat mengasyikkan beliau begitu ramah dengan mahasiswa,
baik mahasiswa dari PGSD, PAUD, PKN, maupun dari jurusan mana saja ‘pak wal’
sebutan dosen yang murah senyum ini begitu ramah dengan siapa saja.
Walaupun pelajaran ini hari sabtu pada jam 10.20 WIB dan
saat itu adalah jam-jam mahasiswa malas mengampus hanya untuk pulang kampung
atau jam tidur siang, tapi saya selalu berusaha datang untuk mengikuti
pembelajaran dari pak waluyo karena pak waluyo telah menularkan ilmu-ilmu seni
tradisional jawa dengan menmperkenalkan gamelan-gamelan jawa.
Pertemuan yang pertama seperti
biasa kami mempekenalkan diri, dan pak wal memberikan video tentang alat-alat
apa saja yang digunakan dalam gamelan jawa dan beliau menjelaskan satu-satu
dengan rinci dan cara memainkannya. Pertemuan-pertemuan selanjutnya hingga UTS
(Ujian Tengah Semester) kami di perkenalkan kesenian-kesenian dari Indonesia
seperti gamelan dari Aceh, NTT, NTB, Bali dan lain sebagainya sehingga kami
dapat membedakan bunyi dan alat musik dari berbagai suku, ras, dan asal alat
musik tersebut.
Pada pertemuan seminggu sebelum UTS
kami seluruh mahasiswa PGSD yang mengambil pembelajaran seni karawitan dengan dosen
pengampu pak waluyo. Seluruh mahasiswanya disuruh melihat pertujukan yang
menarik yang diadakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Pada pertunjukkan
tersebut di bagi dua kelompok besar gelombang pertama kelas A,B,C dan kelompok
kedua D,E,F,G. Pagelaran tersebut diselenggarakan selama dua kali
berturut-turut.
Pada minggu pertama menampilkan
seni karawitan berunsur jawa tradisional dengan alat-alat musik tradisional gamelan
seperti kendhang, kenong, kethuk, kempyang, saron, kempul, gong dan lain sebagainya
disajikan dengan baik. Menyuguhkan penampilan yang tradisional tidak luput
dengan peran yang memainkan alat-alat musik tersebut dengan cekatan memainkan
semua alat-alat musik gamelan tersebut, serta sinden yang menyanyian lagu yang
lembut dengan makna yang mendalam bagi pencipta dan penikmat musik jawa.
Minggu selanjutnya masih menampilakan
seni karawitan gamelan jawa tetapi berbeda dengan penampilan minggu pertama,
penampilan kali ini menceritakan tentang masalah-masalah yang dialami setiap
manusia dengan menggunakan instrumen non gamelan seperti peralatan dapur, suara
dari drum bekas dan lain sebagainya sehingga membentuk suara yang bagus yang
tidak meninggalkan alat-alat musik jawa. Penampilan yang dibawakan oleh
mahasiswa-mahasiswi ISI jurusan seni karawitan semester akhir ini mempersembahkan
untuk dosen penguji dan penonton yang melihatnya.
Bagi saya melihat pertunjukan
seperti itu memberikan kesan yang positif bagi setiap orang. Selain sebagai
pengetahuan kita dapat membedakan antara seni karawitan yang ada di ISI dan di
UMS sebagai pembanding dan kita sebagai mahasiswa yang mempelajari seni
karawitan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran seni karawitan
yang ada di UMS dan di ISI. Sebaiknya kegiatan ini selalu diakan setiap tahun
selain kita mengetahui pembelajaran seni karawitan kita juga membangkitkan
semangat generasi muda.
C. Alasan Kenapa Pak Waluyo ?
Kenapa saya memilih pelajaran seni
karawitan yang diampu oleh pak waluyo? Pertama beliau orangnya ramah hampir
setiap saya mengikuti perkuliahannya beliau tidak pernah marah,
baik,mencerminkan dosen yang tegas tetapi tidak ingin ditakuti mahasiswanya. Walaupun
pelajaran seni karawitan susah tetapi beliau mengajarkan seni karawitan dengan
sabar sampai anak didiknya tahu betul tentang seni karawitan dan membuyikan
gamelan jawa.
Bagi saya pelajaran seni karawitan
itu sangat penting apalagi untuk pembelajaran anak sekolah dasar karena penanaman
karakter harus dimulai dari awal. Seni karawitan ini sudah ada sejak ratusan
tahun yang lalu. Seni karawitan yang berdiri sejak jaman majapahit ini sudah
mengalami fase-fase perubahan dan penambahan alat musiknya. Seharusnya kita
bangga memiliki alat-alat musik yang dihasilkan asli dari Indonesia. Tetapi anak
muda jaman sekarang tidak tertarik dengan adanya musik gamelan mereka senang
dan bangga apabila dapat memainkan alat musik dari luar negeri daripada dari
dalam negeri.
Pak waluyo mengajarkan seni
karawitan yang benar, bagaimana teknik memainkan, jenis-jenis seni karawitan,
jenis alat musiknya dan lain sebagainya. Beliau belajar dan mengajar seni
karawitan karena beliau ingin membangkitkan semangat anak muda jaman sekarang
agar lebih menyukai seni karawitan yang masih berunsur tradisional.
Sebagai orang jawa harusnya kita
dapat membangkitkan semangat kaum muda, agar anak didik kita mencintai seni
karawitan dari jawa. Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia yang menghargai
jasa para pahlawan harus dapat menjaga dan melestarikan kesenian Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar