Selasa, 13 Mei 2014

sekilas perjalanan saya dan pelajaran yang membangkitkan semangat generasi muda



A.  Sekilas Perjalan
Pada tahun 2012 saya memasuki jenjang lebih tinggi yaitu bangku perkuliahan. Saya pikir menjadi mahasiswa itu enak, dengan bebas tidak ada aturan seperti di bangku sekolah. Tetapi tidak dengan apa yang saya pikirkan banyak universitas yang memberikan peraturan-peraturan seperti di SMA. Contohnya di universitas muhammadiyah surakarta di universitas ini di wajibkan berkerudung bagi wanita dan bagi laki-laki tidak menggunakan celana ketat lalu memakai sepatu saat perkuliahan berlangsung dan berbagai peraturan lainya yang harus dipatuhi mahasiswa UMS.
Sebenarnya saya tidak bercita-cita masuk UMS karena dorongan orangtua dan mutu yang dibangun UMS sangatlah bagus yaitu dengan semboyan “WACANA KEILMUAN DAN KEISLAMAN” untuk itu sebagai mahasiswa UMS di didik untuk meningkatkan pembelajaran yang berbasis keislaman.
Saya mahasiswa angkatan 2012 program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Hampir dua tahun saya kuliah di UMS banyak sekali ilmu yang saya dapatkan selama pembelajaran di UMS. Contohnya pembelajaran Seni Karawitan, sebelumnya saya tidak mengenal dan mendapatkan pembelajaran tersebut. Walaupun saya orang jawa asli tetapi saya tidak begitu mengenal kesenian jawa yang satu ini.

B.  Karawitan Pelajaran yang mengasyikkan
Pada waktu semester 4 saya mendapatkan pelajaran seni karawitan. Mendengar bunyi gamelan jawa yang sangat halus dan membuat pendengar yang tidak tahu karakteristik kesenian gamelan pasti akan jenuh dan bosan. Kesenian jawa keberadaanya ini sudah hampir punah banyak anak muda jaman sekarang lebih senang mendengarkan dan belajar kesenian dari luar negeri dari pada didalam negerinya sendiri. Didalam pembelajaran seni karawitan saya ingin mengembangkan kebudayaan jawa yang sudah ratusan tahun ini berada di Indonesia terutama di jawa.
Pertama saya mendengar kata karawitan saya sudah membayangkan kalau pembelajaran itu tidak penting dan membosankan tetapi setelah lambat laun saya mengikuti pembelajaran tersebut saya merasa tertarik dan menyukai pelajaran tersebut, apalagi dosen yang selalu menebarkan senyum dimana-mana ini sagat mengasyikkan beliau begitu ramah dengan mahasiswa, baik mahasiswa dari PGSD, PAUD, PKN, maupun dari jurusan mana saja ‘pak wal’ sebutan dosen yang murah senyum ini begitu ramah dengan siapa saja.
Walaupun pelajaran ini hari sabtu pada jam 10.20 WIB dan saat itu adalah jam-jam mahasiswa malas mengampus hanya untuk pulang kampung atau jam tidur siang, tapi saya selalu berusaha datang untuk mengikuti pembelajaran dari pak waluyo karena pak waluyo telah menularkan ilmu-ilmu seni tradisional jawa dengan menmperkenalkan gamelan-gamelan jawa.
Pertemuan yang pertama seperti biasa kami mempekenalkan diri, dan pak wal memberikan video tentang alat-alat apa saja yang digunakan dalam gamelan jawa dan beliau menjelaskan satu-satu dengan rinci dan cara memainkannya. Pertemuan-pertemuan selanjutnya hingga UTS (Ujian Tengah Semester) kami di perkenalkan kesenian-kesenian dari Indonesia seperti gamelan dari Aceh, NTT, NTB, Bali dan lain sebagainya sehingga kami dapat membedakan bunyi dan alat musik dari berbagai suku, ras, dan asal alat musik tersebut.
Pada pertemuan seminggu sebelum UTS kami seluruh mahasiswa PGSD yang mengambil pembelajaran seni karawitan dengan dosen pengampu pak waluyo. Seluruh mahasiswanya disuruh melihat pertujukan yang menarik yang diadakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Pada pertunjukkan tersebut di bagi dua kelompok besar gelombang pertama kelas A,B,C dan kelompok kedua D,E,F,G. Pagelaran tersebut diselenggarakan selama dua kali berturut-turut.
Pada minggu pertama menampilkan seni karawitan berunsur jawa tradisional dengan alat-alat musik tradisional gamelan seperti kendhang, kenong, kethuk, kempyang, saron, kempul, gong dan lain sebagainya disajikan dengan baik. Menyuguhkan penampilan yang tradisional tidak luput dengan peran yang memainkan alat-alat musik tersebut dengan cekatan memainkan semua alat-alat musik gamelan tersebut, serta sinden yang menyanyian lagu yang lembut dengan makna yang mendalam bagi pencipta dan penikmat musik jawa.
Minggu selanjutnya masih menampilakan seni karawitan gamelan jawa tetapi berbeda dengan penampilan minggu pertama, penampilan kali ini menceritakan tentang masalah-masalah yang dialami setiap manusia dengan menggunakan instrumen non gamelan seperti peralatan dapur, suara dari drum bekas dan lain sebagainya sehingga membentuk suara yang bagus yang tidak meninggalkan alat-alat musik jawa. Penampilan yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswi ISI jurusan seni karawitan semester akhir ini mempersembahkan untuk dosen penguji dan penonton yang melihatnya.
Bagi saya melihat pertunjukan seperti itu memberikan kesan yang positif bagi setiap orang. Selain sebagai pengetahuan kita dapat membedakan antara seni karawitan yang ada di ISI dan di UMS sebagai pembanding dan kita sebagai mahasiswa yang mempelajari seni karawitan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran seni karawitan yang ada di UMS dan di ISI. Sebaiknya kegiatan ini selalu diakan setiap tahun selain kita mengetahui pembelajaran seni karawitan kita juga membangkitkan semangat generasi muda.

C. Alasan Kenapa Pak Waluyo ?
Kenapa saya memilih pelajaran seni karawitan yang diampu oleh pak waluyo? Pertama beliau orangnya ramah hampir setiap saya mengikuti perkuliahannya beliau tidak pernah marah, baik,mencerminkan dosen yang tegas tetapi tidak ingin ditakuti mahasiswanya. Walaupun pelajaran seni karawitan susah tetapi beliau mengajarkan seni karawitan dengan sabar sampai anak didiknya tahu betul tentang seni karawitan dan membuyikan gamelan jawa.
Bagi saya pelajaran seni karawitan itu sangat penting apalagi untuk pembelajaran anak sekolah dasar karena penanaman karakter harus dimulai dari awal. Seni karawitan ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Seni karawitan yang berdiri sejak jaman majapahit ini sudah mengalami fase-fase perubahan dan penambahan alat musiknya. Seharusnya kita bangga memiliki alat-alat musik yang dihasilkan asli dari Indonesia. Tetapi anak muda jaman sekarang tidak tertarik dengan adanya musik gamelan mereka senang dan bangga apabila dapat memainkan alat musik dari luar negeri daripada dari dalam negeri.
Pak waluyo mengajarkan seni karawitan yang benar, bagaimana teknik memainkan, jenis-jenis seni karawitan, jenis alat musiknya dan lain sebagainya. Beliau belajar dan mengajar seni karawitan karena beliau ingin membangkitkan semangat anak muda jaman sekarang agar lebih menyukai seni karawitan yang masih berunsur tradisional.
Sebagai orang jawa harusnya kita dapat membangkitkan semangat kaum muda, agar anak didik kita mencintai seni karawitan dari jawa. Untuk itu kita sebagai bangsa Indonesia yang menghargai jasa para pahlawan harus dapat menjaga dan melestarikan kesenian Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar